Saturday, February 16, 2013

My IB Training Journey - A Reflection


(this writing is in progress....) DAY 1 - 16 FEB 2013 Today is the first day of the IB Diploma Program Training in Hyderabad, India. I am in CAS (Creativity, Action, and Services) class as I will be its coordinator in the school I'm teaching at. I am honestly very sleepy since morning because I just arrived with my team at 11pm last night and couldn't sleep well after that. However, I've learnt many valuable lessons from today's CAS session, both from Mr. Jonathan Hamilton as our facilitator and the other participants in this class who are very active. Today I have learnt the basic information of CAS, such as why CAS, What are creativity, action, and service, the examples of the program, and how to conduct CAS in our own school. I also got valuable references that I can use for CAS program and actually jotted down some ideas that came into my mind as I was doing today's activities. It makes me excited in conducting CAS in the school. Hopefully tomorrow I can get more information :) One of the reflection today : I am thinking of the CAS programme from the point of view of a principal. I think CAS has to be related with any other subjects and events in my school so that they will not overlap each other. A question I have from this viewpoint is : how can you integrate CAS into the other subjects and events in shool? I am also thinking of CAS program from the students point of view. I think CAS is very good but it is also very new for me. A question I have from this viewpoint is: how to determine whether one activity is CAS and the other is not? DAY 2 - 17 FEB 2013 Questions to ask the students about their learning outcomes : * What do you learn from this project? * How are you challenged in this project? * Do you learn a global value from it? etc. Links between CAS and TOK 3 ideas : * ummm..i'm still not clear about this..I'll read more about this... Today's reflection : surely got a lot today! eventhough i am still sleepy cause of lack of sleep but the sessions are so insightful! Learned about how as CAS coordinators we should brief the students about international mindedness, different perspectives, empathy towards their targeted population or community, etc. Will surely write more about this later :) Time to go to Golconda Ford now. Excited!

Friday, February 3, 2012

PATIENCE - A Prelude

Imagine one situation where you are in. A Saturday morning. Finally a weekend after one tough week in which you had to work from morning to eve and be stuck in traffic afterwards. Yes, everyday. Even today, when most people are spending their time to hangout with their family, friends, or probably just relaxing at home, you still have a long list to be done. This is what you had planned : to wake up a bit late, have your tea and breakfast, and start working until afternoon because that's all the time you have before you go out with your loved ones. But this is what happened : yes, you woke up a bit late, had your tea and breakfast, but then when you were in the toilet, the door didn't want to open and you got stuck there for quite a while before your Dad finally opened it. What a waste of time! And then, you printed one of your work, the church bulletin, but...your printer wouldn't work and so you had to fill in the ink, waited for quite a while, and then print it. Meanwhile, your parents kept asking you how long you were gonna use that printer because they needed it too. Another waste of time and a nag you didn't need to hear on a busy Saturday morning. Typical?

And then you were thinking : God, I am doing this for You. Why are things so difficult?

"Love is patient", says 1 Corinthians 13:4, and as a christian, we know that God is love. Ergo, God is patient. And if we want to pursue God-like characters, then we need to learn about patience. That is why God teaches you and me every day by allowing us to meet with some people who just can't stop to annoy us or some situations where there's nothing we can do. We’re just stuck in there.

Believe me, it is not easy. But, once I realize that this life is like a school and God teaches me by testing me, my life becomes more peaceful. I know God never leaves me in any kind of tests. He is there, watching me, sometimes he lets me fail at first, but then he picks me up again and makes me learn to become better every day. My stories about this will be posted later...:) Have a good Saturday!!

Psst, be patient because God is still molding you. Don't rush :)

"Those who are patient have great understanding, but the quick-tempered display folly" (Proverbs 14:29)

Monday, January 2, 2012

Happy New Year! Resolutions?

Welcome 2012! a year when my birthday is gonna be on the 12-12-12 :D. Happy new year to you all! May this year brings many blessings for you and your loved ones.

As many of us know, when new year's approaching, people usually start making their resolutions. Some agree, some disagree. The last ones think that resolution is just a cliche people make and then forget. Well, for me, what matter is how much you are motivated by making resolutions, commit to them, evaluate them, and achieve things out of them.

So, yeah, i'm making my resolutions. Some of them are private, but one of them i'll share with you guys. In fact, I'm starting to do it now : writing. Yes, i renewed my blog's design and gonna start writing again soon.

See you at the next posts! Have a blessed year!

Monday, January 31, 2011

FAITH

(Kayanya tulisan ini pernah ku post di blog lama, tapi ngga ada salahnya dipost lagi =p)

Sebagai orang Kristen kita selalu diajarkan untuk beriman. Have faith! Begitulah kata kita ketika menguatkan atau mendorong saudara seiman yang sedang mengalami persoalan atau kegoyahan iman. Bukan hanya orang Kristen, umat agama lain pun punya yang namanya iman. Hanya saja, apa atau siapa yang dipercaya berbeda dengan kita.

Mengucapkan “have faith!” memang mudah bagi kita, tetapi aplikasinya sangatlah sulit, apalagi kalau kita sedang didera persoalan yang berat. Hal yang begitu menyakitkan sampai kita sulit untuk berharap lagi, membuat kita sulit untuk beriman kepada Tuhan. Kita merasa Tuhan sudah meninggalkan kita atau tidak peduli lagi sama kita.

Hal ini dialami oleh Angus Bunchan, seorang petani asal Skotlandia yang tinggal dan bekerja di Afrika. Angus dikaruniai 3 anak perempuan dan 1 laki-laki. Namun, ketika anak-anaknya masih kecil, masih perlu banyak perhatian dan perawatan, Angus mengalami gagal panen. Sawahnya rusak. Ia pun jatuh miskin. Angus dan keluarganya harus pindah dari rumahnya lalu tinggal di sebuah mobil karavan kecil. Angus marah pada Tuhan. Ia menjadi seorang yang emosional. Hubungannya dengan istri dan anak-anaknya pun tidak baik. Traktornya rusak. Angus berontak. Ia tidak mau lagi kenal Tuhan. Imannya telah digoyahkan. Angus tidak terima mengapa ia mengalami nasib demikian.

Suatu hari, istri Angus mengajak Angus ke gereja. Awalnya Angus tidak mau dan justru marah-marah. Namun akhirnya Angus ikut juga ke gereja, dan tanpa disangka, di sana Angus disadarkan ketika mendengarkan khotbah dan kesaksian. Angus bertobat, dan menjadi seorang pengkhotbah handal. Angus sering diminta berkhotbah di berbagai daerah. Dengan imannya, Angus mampu menyembuhkan seorang penduduk desa yang tersambar petir. Dengan doanya, Angus menyelamatkan hutan dari kebakaran. Angus bersaksi tentang Yesus kemana-mana.

Ketika terjadi kekeringan akibat sebuah bencana badai, Angus mengumpulkan para petani di daerahnya dan mengajak mereka berdoa. Angus berkata bahwa Allah sanggup mendatangkan kesuburan meskipun tampaknya mustahil. Angus menyarankan para petani untuk menanam kentang. Para petani menertawakan Angus. Mustahil, kentang dapat tumbuh di daerah seperti itu, dengan kondisi kekeringan seperti demikian. Terkadang keyakinan Angus goyah, tetapi ia bangkit dan tetap teguh dalam imannya.

Dalam masa penantian itu, keluarga Angus mengalami musibah. Ketika keponakan Angus yang sangat ia sayangi, Alistair meninggal dunia akibat kecelakaan traktor saat pergi bersama Angus, pembantunya, dan kakak perempuannya. Angus diliputi rasa bersalah yang teramat dalam sampai pada suatu hari, Fergus, adik Angus yang merupakan ayah dari Alistair, bertemu dengan Alistair dalam mimpinya. Fergus mengajaknya pulang, tetapi Alistair berkata, “No, Daddy, I’m waiting for you here.” Mimpi itu membuat Fergus tenang. Ia tahu anaknya sudah beristirahat dalam damai. Fergus pun menghubungi Angus dan memberitahukan hal tersebut. Angus sangat mengucap syukur pada Tuhan. Kemudian tibalah saat panen. Angus mengajak pembantu setianya berdoa terlebih dahulu sebelum menggaruk tanah. Ketika pembantu Angus menggaruk tanah, ia melihat beberapa butir kentang besar-besar berwarna kuning. Pembantu Angus pun bersorak bahagia dan mereka berdua berpelukan. Datanglah keluarga Angus bersama orang-orang dari desa. Semua bergembira dengan Angus dan iman mereka pun dikuatkan.

Kisah ini berasal dari sebuah film yang saya tonton, judulnya “Faith Like Potatoes”. Bukan sekedar cerita, film ini dibuat berdasarkan sebuah kisah nyata kehidupan seorang petani bernama Angus Bunchan. Bukankah seringkali kita seperti Angus ketika menghadapi masalah berat? Saya bukan mau membenarkan apa yang Angus atau sebagian besar dari kita lakukan, tetapi menurut saya wajar kalau kita merasa marah, tidak terima, kecewa, bahkan putus asa. Namun, Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anaknya jatuh sampai tergeletak. Ia selalu ada di dekat kita dan mengetahui setiap detik kehidupan kita. “When God’s creation is broken, he is more than able to fix it.” Itu adalah sebuah kalimat dalam film ini yang selalu saya ingat dan membuat saya tersentuh sampai saat ini. Tentu saja Ia mampu mengangkat kita kembali, Ia pencipta kita, Ia Tuhan kita. Jangan pernah tenggelam dalam keputusasaan, rasa bersalah, kemarahan, sakit hati, atau kekecewaan dan kepahitan. Teruslah berharap dan berdoa, meskipun rasanya sulit lagi untuk percaya. Tuhan pasti sanggup, tangannya takkan terlambat tuk mengangkatmu. Tuhan masih sanggup, percayalah…Dia tak tinggalkanmu….

P.S. : Tuhan menuntun saya untuk menonton film ini, yang mungkin tidak terkenal dan tidak banyak orang tahu, tepat ketika saya membutuhkannya….maka Tuhan pun juga punya cara yang tepat bagimu…God bless…

Tuesday, November 23, 2010

I AM READY TO FACE MY GIANTS!

Huwow..lama sekali ya ga menulis blog. Hari ini ada dorongan yang sangat kuat untuk menulis, walaupun kesibukan hari ini membuat saya capek dan ngantuk :). Okay, let's start!

Pagi hari ini dan beberapa pagi belakangan ini, saya malassss sekali bangun dan melakukan aktivitas. Rasanya jenuh, tidak semangat, sekaligus kuatir akan berbagai hal. Teknik uji validitas tugas konstruksi alat ukur psikologis (KAUP) kelompok saya belum jelas, presentasi filsafat ilmu yang bisa dibilang sebenarnya tidak saya pahami, materi statistik setelah UTS yang semakin sulit plus jadwal kuliahnya yang dipindah jadi siang hari, kemungkinan-kemungkinan terkena macet atau lamanya menunggu bus ketika pulang terlalu sore dari kampus, sebuah pekerjaan yang sudah lama tidak dijalani, dan sebagainya, dan sebagainya. Pikiran-pikiran ini menumpuk di otak sehingga membuat saya lebih ingin tidur dibandingkan berangkat ke kampus. Hahaha.

Jika sudah begini, yang biasanya saya lakukan adalah chatting dengan pacar :D, curhat dan mengharapkan dorongan semangat. hahaha. Lalu (ini dia, kenapa jadi malah nomor 2? lain kali harus di-switch urutannya hehe) berdoa. Memohon semangat dan kekuatan dari Tuhan. Dan memang, setelah berdoa dan memuji Tuhan, biasanya perasaan menjadi lebih tenang. Attitude yang diambil pada akhirnya adalah: "Let's just do this!". Si pacar juga sudah mengingatkan akan khotbah minggu lalu di gereja oleh Pdt. Lina Gunawan tentang 'Blind Faith', intinya janganlah kita berfokus kepada hasil, hal ini yang akan sering membuat kita kuatir melangkah. Fokus pada prosesnya, hasilnya serahkan kepada Tuhan. Istilah yang sering dipakai:"Do the best, and let God do the rest". Klise, tapi benar! :).

Nah, doa, memuji Tuhan, serta ingat pada Firman Tuhan memang sangat membantu. Tapi perlu juga tindak lanjut dari diri kita sendiri. Bisa saja kita berdoa, tapi tetap memutuskan untuk menyerah. Tapi hari ini saya memutuskan untuk terus berjuang! Dan ternyata, Tuhan sungguh menjawab doa saya lewat hal-hal yang terjadi di hari ini.

Presentasi filsafat tidak dapat dikatakan berjalan dengan baik karena sebenarnya kami tidak terlalu memahami topiknya :p. Tugas KAUP tetap belum menemui kejelasan. Kelas statistik justru mengecewakan, karena dosennya tidak datang dan memberikan tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga, padahal saya sudah janjian meeting persiapan training di Kelapa Gading jam 6 sore. Tapi ternyata, walaupun dengan mengantuk, semua toh terlewati. Dan saya diingatkan bahwa saya tidak sendiri. Ada Tuhan. Ada teman-teman seperjuangan. Dan ternyata itu semua membuat langkah menjadi lebih ringan.

Kuliah selesai. Saya terpaksa meninggalkan teman-teman sekelompok yang masih mengerjakan tugas statistik (untungnya tinggal sedikit) supaya bisa mengejar bus jam 4 sore ke Kelapa Gading. Dan ternyata, hanya berselang sekitar semenit setelah saya sampai di tempat menunggu bus, bus 84 yang biasa saya naiki, datang. Fiuhhh...sangat bersyukur! karena jika telat sedikit saja, biasanya harus menunggu 30-45 menit kemudian, bahkan bisa sejam karena sudah mulai hujan. Lalu, pertemuan dengan teman-teman trainer pun berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Saya seperti kembali diingatkan akan tujuan saya mengambil profesi pendidikan ini, salah satunya mendidik melalui pelatihan-pelatihan. Dan saya pun bisa berkenalan dengan orang baru yang adalah lulusan profesi psikolog peminatan pendidikan tahun 2009. Senangnya...

Setelah sampai di rumah, Tuhan mengingatkan saya akan hal-hal di atas yang terjadi hari ini, serta mendorong saya untuk membaca renungan dari buku 'Facing Your Giants' oleh Max Lucado. Di situ diceritakan kisah Daud yang meskipun kecil dan dipandang sebelah mata, baik oleh orang Israel maupun Filistin, ternyata dipakai Tuhan untuk mengalahkan Goliat. Mengapa bisa? Pertama, Daud tahu benar bahwa Allahnya tidak boleh dihina. Jika orang menghina Allah, berarti Daud harus maju untuk membela. Kedua, Daud tahu bahwa Allahnya lebih besar dari masalah maupun tantangan apapun juga. Itu telah dibuktikan lewat pengalaman-pengalaman Daud sebelumnya. Sehingga, ketiga, Daud fokus kepada Allah, bukan kepada tantangan besar di hadapannya.

Nah, hari ini saya sungguh belajar bahwa Allah lebih besar dari tantangan apapun juga. Ketika Ia telah memanggil kita untuk melakukan sesuatu, meskipun itu suatu hal yang baru atau tampak menakutkan, Allah pasti menolong kita melaluinya. Yang harus kita lakukan adalah percaya kepada Allah, fokus kepada Allah, serta melakukan yang terbaik semampu kita, dan berserah kepada Allah untuk hasilnya. Jangan lupa mengawali hari dengan doa. Allah pasti menjawab dengan caraNya yang terbaik bagi kita.

"Here I am, facing my 'giants', because I believe that my God is bigger than any problems or challenges, and if He puts me in it, then He'll surely lead me through it."

SELAMAT MENGHADAPI 'RAKSASA' MASING-MASING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :), TUHAN BERSAMA KITA YANG PERCAYA...

Btw,maafkan atas tata bahasa yang kacau. Seperti yang sudah disebutkan di bagian paling atas, saya sudah mengantuk. Hahaha. Semoga tetap memberkati pembaca =)

Monday, August 16, 2010

.:TERLAHIR DENGAN DAGING:.

Wahh! kemaren lagi beres2 kamar, nemu puisi yang dipakai untuk musikalisasi puisi waktu SMA. Puisi ini adalah awal dari "karier" musikalisasi puisi semasa SMA. Hahaha. Just wanna share it here..Oya, yang di-italic itu berarti dinyanyikan..

Apa yang hendak kaucari?
Apa yang hendak kaucari?
Kutawarkan kenikmatan kepadamu...

Berikan semua hanya padaku
Berikan semua hanya padaku
Berikan semua hanya padaku
Berikan semua padaku...


Aku...terlahir dengan daging
Kuingin melihat,
Kuingin merasa,
dan kuingin mencoba
Salahkah aku??

Ketika aroma cinta menyengat
Keharumannya begitu dahsyat
Anganku tenggelam dalamnya
Kulakukan apa saja tuk meraihnya
Ketika kucoba mendekatinya
Cinta itu lenyap dalam pekat
Hatiku bertanya, Oh mengapa?
Mengapa aku ditinggalkan?


Cinta...
Hasrat eros...
Kebahagiaan untuk memiliki,
yang akan menguap
sesaat setelah hasrat itu terpenuhi

Terjawabkah?? TIDAK!

Kala gemerlap harta berkilauan
Cahayanya begitu menyilaukan
Aku jatuh dalam kuasanya
Kulakukan apa saja tuk meraupnya
Ha..ha..ha..ha..ha..
Aku terjerat dalam kemewahan
Terperangkap dalam kelimpahan
Kucoba dapatkan kebahagiaan
Namun hati ini tetap hampa


Harta...
Satu dari kesombongan dunia
Ia memberikan keagungan
Pada orang-orang yang bodoh

Puas? Puaskah? TIDAK!

Semua hanya memberiku kesesakan
Kuingin kelegaan, kuingin bahagia..

Berikan aku kenikmatan
Pesta pora dunia gemerlap
Ku mencoba tenggelam dalam hura-hura
Dalam kemabukan pesta
Tenggelam dalam hura-hura
Dalam kemabukan pesta


Daging ini...lemah...

Huhh!
Cinta..harta..hura-hura..
Apalagi selain menuju keegoisan?
Ku dikenal dalam ketenaran
Terselubungi keangkuhan
Ronta keinginan daging mendesak
Tuk menjadi segalanya

Masih saja hampa kurasa
Ada kekosongan dalam jiwa
Bisikan-bisikan itu semakin nyata

Lakukan...jangan...lakukan...jangan...


DIAAAAAAMMM!
Bisikan itu...bisikan itu...

Engkau menyesal?

Ya..dan juga..
Tidak..

Aaaa...aaaa...aaa...

Karena aku
terlahir
dengan daging

TIDAK!!!!!

By: Stella & Micheala
Musikalisasi by : Firsa, Micheala, Amanda, Stella, Sunny, Yanuar, Chandra, Yoko, Rudy, Widyawati (Pupung)
Music by: Andreas

Hehe..kalo ga liat muspi nya pasti bingung sama puisinya :D..Intinya, puisi ini menggambarkan seorang manusia yang hidup dalam dilema. Ia menyukai kenikmatan dunia yang semu (cinta, harta, pesta pora), tetapi pada waktu yang sama juga merasa tidak puas. Ia merasa ini bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya. Namun, ia tidak kuasa menahan keinginan dagingnya yang mendesak untuk tetap menikmati cinta, harta, dan pesta pora tersebut. Inilah yang sering terjadi pada kita manusia. Kita tahu bahwa apa yang kita lakukan atau inginkan itu salah, tetapi seringkali menyerah kepadanya, sehingga tetap melakukan. Padahal, suara hati kita sudah seringkali membuat kita tidak tenang dengan memberi peringatan-peringatan. Pada akhirnya, yah..itu pilihan kita sendiri. Apakah kita memilih untuk menyerah pada keinginan daging kita? atau tidak..:)

"Roh memang penurut, tetapi daging lemah..."

Wednesday, August 4, 2010

Learning from The Mooney Family :)
























There is this Mooney family from Arkansas, USA, who has inspired me a lot today! Have you heard about them? If you haven't, I'd like to recommend you to read their blog at http://www.mattandginny.blogspot.com. Read the blog from its first post all the way through until the newest one. Or, you can search their story at www.youtube.com. Just search for "Eliot Mooney". Why are they so special?

Okay, I know about them from Oprah Winfrey Show that I watched this morning on Starworld. There's a story about Matt and Ginny Mooney who has made a blog and a video about their late son, Eliot Mooney. Their son was born with Trisomy 18 syndrome.

Trisomy 18 syndrome is also called Edwards syndrome (or Edward's syndrome), and is the second most common trisomy, after Trisomy 21 (Down syndrome). It occurs in about 1:5000 to 1:8000 births. Trisomy 18 syndrome is due to the presence of an extra #18 chromosome, meaning that BABY MOONEY has three chromosomes in the eighteenth position instead of the normal two.Unlike Down syndrome, Edwards Syndrome is usually fatal, with most of the babies dying before birth and those who do make it to birth typically living only a few days. However, a small number of babies (<10%) live at least one year. (Mooney, 2006)

The Mooney family said that the doctors whom they went to didn't want to give them hope that their son would actually be born, because trisomy 18 is like a death verdict. But as God was willing, Eliot Hartman Mooney was born on July 20th, 2006 at 4:59pm with 6lb weight and 18 ½ inches tall. Because of his sickness, he has to be attached to some tubes the whole time. But, Matt and Ginny were still so happy to welcome the miracle of their lives. So, starting on the day Eliot was born, Matt had written letters to his son, enjoying each and every day with him (you can watch it on youtube or read them on their blog). For 99 days Eliot was here in the world until He was gone with Jesus (Matt said) on October 27, 2010. During his life in this world and even in his funeral, Matt and Ginny were always celebrating him. Of course there were tears, but their joy and gratitude overshadowed their tears. This couple really made me learn about celebrating my life, with every single thing that happens in it, either happiness or sadness. Before Eliot's funeral, The Mooney asked their friends and relatives not to wear black in the funeral. The song that was played during the funeral is "Everything's Alright", not a common song for a funeral :). And they all flew 99 balloons as a sign of 99 days that Eliot had been in this world.

Wow! what a very very touching story! And one sentence that I really remember said by Ginny on the interview with Oprah was, "I told Matt that I'd be sad later. I didn't have enough time to be sad now when Eliot was still here." Wow 1000x! That sentence reminded me of one verse from the bible :
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34)
"Therefore do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about itself. Each day has enough trouble of its own." (Matthew 6:34, NIV)


The Mooney family has taught me a lot to enjoy the life that God has given to me. Compared to Eliot, my life is way better (according to me) but this family never felt that way. For them, Eliot is a miracle, a blessing, and they have a perfect life together, eventhough Eliot has been separated from them. They decided to enjoy every single day with Eliot before he was taken from them, instead of grieving and complaining. They believe that Eliot was a grace from God, that He can take whenever He wants to (it reminds me of the story of Job/Ayub). They believe that they will meet again one day.

So, here I am, Lord,
feeling ashamed because of my complaints and whimpers even for only a little drawback or difficulty
I want to thank You for teaching me about gratitude,
not to complain about my life, whatever happens in it.
Thank You for teaching me not to be worried,
and to celebrate life in Your way,
to be joyful and happy all the time,
because You have given me such a beautiful life.
And all that I have comes from YOU alone. You can take them back, whenever You want to
Thank You for Mooney's family, God, thank you for a beautiful baby Eliot
who has taught me a lot of things.
THANK YOU, GOD.


And you, wanna join me? :)